2. Pengertian diare
3. Penyebab diare
4. Tanda dan gejala diare
5. Komplikasi diare
6. Pencegahan primer diare
7. Pencegahan sekunder diare
8. Pencegahan tersier diare
9. 7 Langkah mencuci tangan yang benar
10. Manfaat daun jambu biji untuk mengurangi frekuensi BAB pada diare
DIARE
Prevalensi di Indonesia
Pemetaan penyakit menular menunjukkan penurunan
angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,5% tahun 2013.
Untuk menjadi catatan, penurunan prevalensi diasumsikan tahun 2007 pengumpulan
data tidak dilakukan secara serentak, sementara tahun 2013 pengumpulan data
dilakukan bersamaan di bulan Mei sampai
dengan Juni.
Prevalensi di Dunia
Diare adalah salah satu penyakit yang paling sering
menyebabkan anak-anak meninggal dunia, sebanyak 9% dari angka kematian anak
berusia dibawah 5 tahun di seluruh dunia. Pada tahun 2013, sebanyak 1.600 anak
meninggal setiap hari atau sekitar 580.000 anak per tahun. Kebanyakan, kematian
anak akibat diare terjadi di Asia Selatan dan sub-Sahara, Afrika. Dari tahun
2000 sampai dengan 2013, terjadi penurunan angka kematian anak berusia dibawah
5 tahun akibat diare lebih dari 50% atau lebih dari 1.2 juta menjadi 0.6 juta
anak.
Apa itu Diare?
Menurut Depkes RI, diare adalah
suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari
tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Penyebab
Diare
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya diare pada anak, yaitu:
a)
Tidak
memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang
tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi
ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.
b)
Menggunakan botol susu, penggunaan
botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam
dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah
karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga
balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.
c)
Menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu
kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.
d)
Menggunakan air
minum yang tercemar.
e)
Tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum
makan dan menyuapi anak.
f)
Tidak membuang
tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal
sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu
tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam
golongan enam besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang
disebabkan infeksi dan keracunan. Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai
berikut:
(1)
Infeksi yang dapat disebabkan oleh:
a.
Bakteri, misal: Shigella,
Salmonela, E. Coli, golongan vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium
Perfringens, Staphyiccoccus Aureus, Campylobacter dan Aeromonas.
b.
Virus, misal:
Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus.
c.
Parasit, misal: cacing perut, Ascaris,
Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, Protozoa, Entamoeba
histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto.
(2)
Alergi
(3)
Malabsorbsi
(4)
Keracunan yang dapat disebabkan
oleh:
a)
keracunan bahan kimiawi
b)
keracunan oleh bahan yang dikandung
dan diproduksi: jasad renik, ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
(Sumber: Widaya, 2004 dalam
(Sumber: Widaya, 2004 dalam
Tanda dan
Gejala
1) Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala
sebagai berikut:
· Frekuensi
buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari
·
Keadaan umum baik dan sadar
·
Mata normal dan air mata ada
·
Mulut dan lidah basah
·
Tidak merasa haus dan bisa minum
2) Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan
sampai 5-10% dari berat badan, dengan gejala sebagai berikut:
·
Frekuensi buang air besar lebih dari
3 kali sehari dan sering
·
Kadang-kadang muntah, terasa haus
·
Kencing sedikit, nafsu makan kurang
·
Aktivitas menurun
·
Mata cekung, mulut dan lidah kering
·
Gelisah dan mengantuk
·
Nadi lebih cepat dari normal,
ubun-ubun cekung
3) Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan
lebih dari 10% berat badan, dengan gejala:
·
Frekuensi buang air besar
terus-menerus
·
Muntah lebih sering, terasa haus
sekali
·
Tidak kencing, tidak ada nafsu makan
·
Sangat lemah sampai tidak sadar
·
Mata sangat cekung, mulut sangat
kering
·
Nafas sangat cepat dan dalam
·
Nadi sangat cepat, lemah atau tidak
teraba
·
Ubun-ubun sangat cekung
Komplikasi
Diare
Kehilangan cairan dan elektrolit yang secara mendadak
dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi, yaitu:
·
Dehidrasi: ringan, sedang, dan
berat.
·
Renjatan hipovolemik yaitu kejang
akibat volume darah berkurang.
·
Hipokalemia yaitu kadar kalium dalam
darah rendah dengan gejala meteorismus (kembung perut karena pengumpulan gas
secara berlebihan dalam lambung dan usus), hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram.
·
Hipoglikemia yaitu kadar glukosa
darah yang rendah.
·
Intoleransi laktosa sekunder, sebagai
akibat defesiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus.
·
Kejang terutama pada hidrasi
hipotonik.
·
Malnutrisi energi protein, karena
selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan (masukan makanan
berkurang, pengeluaran bertambah).
Pencegahan Primer Diare
1. Perilaku
Sehat
a) Pemberian
ASI
ASI
adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam
bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh
bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak
ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. ASI bersifat steril, berbeda
dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan
dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor.
Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan
diare. Keadaan seperti ini disebut disusui secara penuh (memberikan ASI
Eksklusif). Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil
ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih).
b) Makanan
Pendamping ASI
Pemberian
makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan
makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik
meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana makanan pendamping ASI
yang diberikan. Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan
pendamping ASI, yaitu:
·
Perkenalkan makanan
lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan
macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih
sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang
dimasak dengan baik, 4-6x sehari serta teruskan pemberian ASI.
·
Tambahkan hasil olahan
susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna
hijau kedalam makanannya.
·
Cuci tangan sebelum
menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.
·
Masak makanan dengan
benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum
diberikan kepada anak.
c) Menggunakan
Air Bersih yang Cukup
Kuman
penyebab diare masuk ke mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar
dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan
dan minumnya dicuci oleh air yang kotor. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mengurangi resiko terhadap diare, yaitu:
·
Ambil air dari sumber
air yang bersih
·
Simpan air dalam tempat
yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.
·
Jaga sumber air dari
pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak.
·
Minum air yang sudah
matang (dimasak sampai mendidih)
·
Cuci semua peralatan
masak dan peralatan makanan dengan air bersih dan cukup.
d) Mencuci
Tangan
Kebiasaan
yang berhubungan dengan kebersihan individu (perorangan) yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi anak dan sebelum makan mempunyai dampak
dalam kejadian diare dengan menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%. Berikut
adalah cara mencuci tangan yang benar:
·
Basahi tangan setinggi
pertengahan lengan bawah dengan air mengalir
·
Gunakan sabun dibagian
telapak tangan yang basah
·
Digosok telapak tangan
ke telapak tangan, sehingga menghasilkan busa secukupnya selama 15-20 detik
·
Bilas kembali dengan
air bersih
·
Tutup kran dengan siku
atau tissue
·
Keringkan tangan dengan
tissue/handuk kertas
·
Hindarkan menyentuh
benda disekitarnya setelah mencuci tangan
e) Menggunakan
Jamban
Penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit
diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga
harus buang air besar dijamban. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh kelurga:
·
Keluarga harus
mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota
keluarga.
·
Bersihkan jamban secara
teratur.
·
Gunakan alas kaki bila
buang air besar.
f) Membuang
Tinja Bayi yang Benar
Banyak
orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar
karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit kepada anak-anak dan orang
taunya. Tinja bayi harus dibuang dengan benar. Yang harus diperhatikan oleh
keluarga, yaitu:
·
Kumpulkam segera tinja
bayi dan buang di jamban
·
Bantu anak buang air
besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya.
·
Bila tidak ada jamban,
pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun
kemudian ditimbun.
·
Bersihkan dengan benar
setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.
g) Pemberian
Imunisasi Campak
Pemberian
imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak
terkena penyakit campak. Anak yang sakit sering disertai diare, sehingga
pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh Karena itu, berilah
imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.
2. Penyehatan
Lingkungan
a) Penyediaan
Air Bersih
Mengingat
bahwa ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare,
penyediaan air bersih sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air
sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
b) Pengelolaan
Sampah
Sampah
merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti
lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan sebagainya. Selain itu, sampah dapat mencemari
tanah dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta pemandangan yang tidak enak
dilihat. Oleh karena itu, pengelolaan sampah sangat penting untuk mencegah
penularan penyakit tersebut.
c) Sarana
Pembuangan Air Limbah
Air
limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tanggan harus dikelola sedemikian
rupa agar tidak menajdi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah
yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu keindahan dan dapat
dijadikan tempat bersarangnya tikus, nyamuk, kecoa dan sebagainya.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan tingkat kedua ini
ditujukan kepada si anak yang telah menderita diare atau yang terancam akan
menderita, yaitu dengan menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat, serta untuk mencegah terjadinya akibat samping dan komplikasi. Prinsip
pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi)
dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti
salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus
disesuaikan dengan klinis pasien. Berikut ini adalah cara mengatasi diare di
rumah:
1)
Segera berikan cairan oralit
Cara membuat oralit:
o
Cuci tangan menggunakan sabun lalu
bilas sampai bersih sebelum membuat oralit
o
Sediakan 1 gelas air minum (200 cc),
tunjukkan kepada ibu ukuran air minum yang diperlukan (1 gelas belimbing= 200
cc)
o
Pastikan oralit masih dalam keadaan
bubuk kering
o
Masukkan 1 bungkus bubuk oralit (200
cc) ke dalam air minum di gelas dengan cara menggunting seluruh bagian atas
bungkus oralit (jangan hanya menggunting bagian ujungnya saja)
o
Aduk cairan oralit sampai larut
Dosis
pemberian:
·
Usia kurang dari 1 tahun (1/4 – ½ gelas)
·
Usia 1-4 tahun (1/2 – 1 gelas)
·
Usia diatas 5 tahun (1 – 1 ½ gelas)
Bila oralit
tidak tersedia, beri cairan yang tersedia di rumah seperti, kuah sayur, kuah
sup, air tajin, sari buah, air the dan air matang.
2)
Segera ke Puskesmas untuk
mendapatkan Zinc
·
Obat Zinc diberikan pada penderita
diare balita
·
Mempercepat penyembuhan
·
Diharapkan dapat melindungi anak
dari diare selama 2-3 bulan kedepan
3)
Teruskan pemberian makanan
·
Pada bayi yang masih mendapatkan
ASI, teruskan pemberian ASI lebih sering dan lebih lama
·
Beri makan sesuai umur anak dengan
menu yang sama pada waktu anak sehat. Beri makan lebih sering dari biasanya
dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
·
Jika diare sudah berhenti maka
balita sebaiknya diberi makanan tambahan sampai 2 minggu
Pencegahan Tersier
Pencegahan
tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai mengalami kecacatan dan
kematian akibat dehidrasi. Jadi, pada tahap ini penderita diare diusahakan pengembalian fungsi fisik, psikologis
semaksimal mungkin. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk
mencegah terjadinya akibat samping dari penyakit diare. Usaha yang dapat
dilakukan yaitu dengan terus mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga
keseimbangan cairan. Rehabilitasi juga dilakukan terhadap mental penderita
dengan tetap memberikan kesempatan dan ikut memberikan dukungan secara mental
kepada anak. Anak yang menderita diare selain diperhatikan kebutuhan fisik juga
kebutuhan psikologis harus dipenuhi dan kebutuhan sosial dalam berinteraksi atau
bermain dalam pergaulan dengan teman sepermainan.
(sumber: R. Gunawan, 2010 dalam
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ei=4v-TVK7kMIyzuATEuoH4CQ&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter%2520II.pdf&ved=0CBoQFjAA&usg=AFQjCNEKlVSCJh_dbhGfnqznDuVq1t0PiA&sig2=7DZXjuUog7jo8bDWk0GILg)
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ei=4v-TVK7kMIyzuATEuoH4CQ&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter%2520II.pdf&ved=0CBoQFjAA&usg=AFQjCNEKlVSCJh_dbhGfnqznDuVq1t0PiA&sig2=7DZXjuUog7jo8bDWk0GILg)
LANGKAH-LANGKAH MENCUCI TANGAN
MANFAAT DAUN JAMBU BIJI UNTUK DIARE
0 komentar:
Posting Komentar